Ia berpendapat bahwa Islam harus bergerak dalam level dakwah bilhikmah. Bilhikmah bukan hanya dalam kata-kata atau ucapan semata. Tetapi bilhikmah dengan cara memelihara situs-situs peninggalan tradisi dan sejarah yang telah ada di masa lampau. Di mana situs-situs peninggalan sejarah merupakan kekayaan budaya di nusantara, namun oleh sebagian umat Islam malah dihancurkan karena dianggap mendatangkan kemusyikan. Situs-situs sejarah harus dilesatarikan dalam rangka dakwah bilhikmah
Ceramah saat Natal
Ada yang berbeda dalam perayaan Natal di Gereja Kristen Jawa (GKJ) Samirono Baru, Desa Caturtunggal, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Kamis (25/12/2014). Selain dipenuhi berbagai prosesi ibadat umat Kristen, perayaan Natal di gereja tersebut juga diisi ceramah oleh Kiai Haji (KH) Abdul Muhaimin, pengasuh Pondok Pesantren Nurul Ummahat, Kotagede, Yogyakarta.
Ibadat Natal di GKJ Samirono Baru dimulai pukul 8.00 dan diikuti sekitar 1.000 orang jemaat. Seusai prosesi keagamaan selesai sekitar pukul 10.00, acara dilanjutkan dengan ceramah dari Kiai Muhaimin.
Saat ceramah oleh pemuka agama Islam itu dimulai, hampir semua jemaat GKJ Samirono Baru tak beranjak dari tempat duduknya. Mereka menyimak ceramah dengan khusyuk dan sesekali tertawa karena sang kiai kerap melontarkan guyonan.
Dalam ceramahnya, Kiai Muhaimin menguraikan pentingnya kerukuranan antar-umat beragama. Menurut Ketua Forum Persaudaraan Umat Beragama (FPUB) itu, perbedaan agama tidak boleh membuat manusia saling membenci.
"Kita harus memandang semua manusia sebagai ciptaan Tuhan dan kita harus saling menghormati dan bekerja sama tanpa harus mengurangi keimanan masing-masing," kata dia.
Oleh karena itu, Kiai Muhaimin meminta masyarakat tidak takut bergaul dan berdialog dengan pemeluk agama lainnya. Sebab, dialog dengan pemeluk agama lain justru bisa memperkaya pengetahuan seseorang.
Kiai Muhaimin sejak lama dikenal sebagai tokoh kerukunan umat beragama di Indonesia. Pada 1997, bersama puluhan pemuka agama lain, dia mendirikan FPUB sebagai forum dialog untuk menjalin kerukunan antar-umat beragama.
Pendirian FPUB dilatarbelakangi adanya kekerasan yang mengatasnamakan agama. Sejak aktif di FPUB, Kiai Muhaimin kerap diundang untuk berceramah di gereja, termasuk saat perayaan Natal.
"Waktu Natal tahun ini, saya diminta ceramah di tiga gereja, termasuk di GKJ Samirono Baru. Jadi, kalau pas Natal kayaknya saya malah lebih sibuk dari para pendeta dan pastor," katanya sambil tertawa.
Penanggung jawab ibadat Natal GKJ Samirono Baru, Untung Suripno, mengatakan baru kali ini mengundang tokoh agama lain untuk berceramah dalam perayaan Natal. "Tahun ini, kami sengaja mengundang Kiai Muhaimin karena kami ingin ikut menguatkan kerukunan umat beragama di Indonesia," ujar dia. Biodata KH Abdul Muhaimin
- Lahir: Kotagede, Yogyakarta, 13 Maret 1953
- Penghargaan: - Tasrif Award - Penghargaan dari Sultan Hamengku Buwono X sebagai Kiai Pemerhati Kebudayaan
- Pekerjaan: - Pendiri dan Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Ummahat, Kotagede, Yogyakarta.
- Jabatan: - Koordinator FPUB - Ketua Konsorsium Toya Mili - Ketua Konsorsium Palem - Ketua Indonesia Conference on Religion and Peace - Dewan Pembina Impulse - Beberapa jabatan di organisasi nirlaba lainnya.
referensi : http://wahidinstitute.org/v1/Jaringan/Detail/?id=108/hl=id/KH_Abdul_Muhaimin_Merangkai_Keberagaman
0 Response to "Profil Biodata KH Abdul Muhaimin Ketua FPUB"
Posting Komentar