Yunani saat ini sudah berstatus bangkrut. Apa nasib lanjutannya?
Dilansir dari CNN, Senin (6/7/2015), hasil referendum tersebut bakal membuat negara ini keluar dari zona negara pengguna mata uang euro, atau disebut eurozone. Mungkin kurang dari sepekan, Yunani akan dikeluarkan dari eurozone.
Alasannya, karena status bangkrut Yunani bisa mengganggu kestabilan nilai euro, dan menggoyangkan ekonomi negara eurozone.
Yunani butuh utang baru untuk hidup, dan juga menutup utangnya yang jatuh tempo.
Sementara Perdana Menteri Yunani, Alexis Tsipras mengatakan, hasil referendum ini memperkuat posisinya untuk bernegosiasi dengan kreditur. Sehingga syarat utang lebih ringan.
Tsipras ingin mendapatkan utang baru yang lebih besar dengan syarat yang lebih ringan.Namun ini bakal sulit didapatkan Tsipras. Para pemimpin di Eropa mengatakan, bila referendum dilakukan, syarat utang yang diberikan bakal lebih berat.
Kanselir Jerman. Angela Merkel akan menemuli Presiden Prancis, Francois Hollande serta para pemimpin bank sentral di Eropa Senin malam ini. Mereka akan membahas krisis yang terjadi pada Yunani.
Bila Yunani tidak mendapatkan utang baru dari Eropa, negara ini tidak bisa membayar uang pensiun dan gaji PNS. Negara ini tidak akan bisa mencari utang dari pasar uang internasional, karena bunganya pasti akan tinggi.
Bank-bank di Yunani tutup karena tidak punya uang. jadi sekarang nasib kelanjutan perekonomian yunani/Perbankan yunani ini bergantung pada dana dari Bank Sentral Eropa.
Dampak krisis yunani terhadap Indonesia?
Analis Investa Saran Mandiri Kiswoyo Adi Joe melihat, krisis Yunani tidak akan berdampak signifikan terhadap Indonesia. Tidak ada hubungan langsung antara Yunani dengan Indonesia.
Terlebih, penyebab bangkrutnya Yunani adalah terkait obligasi jatuh tempo yang tidak sanggup dibayar. Obligasi milik Yunani tak berarti apa pun. Rating dari obligasi tersebut tak lebih dari 'sampah'.
"Efeknya paling cuma sehari. Lagian surat utang Yunani kan bukan rating triple A, surat utang dia kan sudah dianggap sampah, jadi ya nggak akan ngaruh," katanya.
Meski demikian, Kiswoyo menjelaskan, perekonomian Yunani akan sangat bergantung pada keputusan rakyat Yunani untuk menerima atau menolak utang baru yang ditawarkan Troika.
Jika rakyat menyetujui, ini menjadi kabar baik, artinya tidak ada masalah lagi soal pembayaran utang jatuh tempo Yunani. Sementara jika rakyat menolak, tentu akan menjadi ambang kesusahan bagi Yunani sendiri. Negeri dewa-dewi ini bisa saja didepak dari zona Eropa.
"Dampak hanya ke IHSG, ke rupiah nggak karena kan rupiah hubungannya sama dolar bukan euro," teran dia.
Menurutnya, hal ini akan berpengaruh terhadap negara-negara di Eropa. Namun, dampaknya ke Indonesia hanya sebagian kecil saja. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memungkinkan untuk merespon negatif atas reaksi Yunani ini.
"Dampaknya paling ke IHSG tapi kecil, paling banter IHSG minus 100 poin, tapi bisa jadi malah positif karena sudah ada kejelasan dari Yunani,' ujarnya.
Sebagai informasi berikut ini beberapa daftar negara yang tidak bisa bayar hutang:
1. Argentina dengan utang US$ 95 miliar
Pada November 2001, mata uang Argentina dipatok sama dengan dolar AS dalam bertahun-tahun. Namun ternyata, nilai tukar mata uang Argentina dengan mata uang asing menjadi tidak akurat. Akhirnya muncul kepanikan, dan warga Argentina mulai menarik uang dari perbankan, namun ditahan oleh pemeintahnya.
Kondisi ini membuat ekonomi negara ini turun menjadi hanya sepertiganya dalam setahun, menurut data IMF. Pada Juli 2014, Argentina dinyatakan gagal bayar (default), tidak bisa membayar utangnya kepada kreditur.
Sampai saat ini, status Argentina masih gagal bayar. Utang Argentina ini jauh lebih kecil dari Yunani, namun ukuran ekonomi Yunani hanya setengah Argentina.
2. Puerto Rico Juga Bangkrut Karena Utang US$ 73 miliar
Belum selesai masalah Yunani yang tidak bisa membayar utang, Puerto Rico juga mengalami masalah yang sama. Negara persemakmuran Amerika Serikat (AS) ini, juga tidak mampu membayar utang obligasinya karena kehabisan uang tunai. Puerto Rico tidak mampu memenuhi syarat untuk restrukturisasi utangnya.
Dilansir dari Reuters, utang negara di Kepulauan Karibia ini mencapai US$ 73 miliar atau sekitar Rp 949 triliun. Gubernur Puerto Rico, Alejandro Garcia Padilla mengatakan, negaranya tidak bisa membayar utang.
3. Jamaika dengan utang US$ 7,9 miliar
Kejadiannya pada Februari 2010. Pemerintah negara ini melakukan belanja anggaran besar bertahun-tahun, dan tingginya inflasi membuat Jamaika tidak bisa membayar utang-utangnya 5 thaun yang lalu.
Saat itu, 40% dari anggaran pemerintah dialokasikan untuk membayar utang. Ekonomi Jamaika yang bergantung pada pariwisata, menderita karena resesi ekonomi di AS pada akhir 2008.
4. Ekuador dengan utang US$ 3,2 miliar
Pada Desember 2008, Ekuador menyatakan tak mau membayar utangnya. Presiden Ekuador saat itu, Rafael Correa mengatakan tidak kepada krediturnya. Alasannya, Correa menyatakan, utang-utang dari hedge fund asal Amerika Serikat (AS) tidak bermoral.
Sebenarnya Ekuador merupakan negara yang kaya dengan sumber daya alam, dan bisa membayar utangnya. Namun mereka memilih tidak membayar.
0 Response to "Penyebab Yunani bangkrut - Krisis Yunani"
Posting Komentar