Banyak orang Portugis yang memiliki tujuan untuk menyebarkan agama Katolik Roma di Indonesia, dimulai dari kepulauan Maluku pada tahun 1534. Antara tahun 1546 dan 1547, pelopor misionaris Kristen, Fransiskus Xaverius, mengunjungi pulau itu dan membaptiskan beberapa ribu penduduk setempat.
Pada abad ke-16, Portugis dan Spanyol mulai memperluas pengaruhnya di Manado dan kawasan Minahasa, serta mencapai Flores dan Timor. Portugis dan Spanyol berperan menyebarkan agama Kristen Katolik, namun hal tersebut tidak bertahan lama sejak VOC berhasil mengusir Spanyol dan Portugis dari Sulawesi Utara dan Maluku. VOC pun mulai menguasai Sulawesi Utara, untuk melindungi kedudukannya di Maluku.
Selama masa VOC, banyak penyebar dan penganut agama Katolik Roma yang ditangkap. Belanda adalah negara basis Protestan, dan penganut Katolik dianggap sebagai kaki-tangan Spanyol dan Portugis, musuh politik dan ekonomi VOC. Karena alasan itulah VOC mulai menerapkan kebijakan yang membatasi dan melarang penyebaran agama Katolik. Yang paling terdampak adalah umat Katolik di Sulawesi Utara, Flores dan Timor.
Di Sulawesi Utara kini mayoritas adalah penganut Protestan. Meskipun demikian umat Katolik masih bertahan menjadi mayoritas di Flores, hingga kini Katolik adalah agama mayoritas di Nusa Tenggara Timur. Diskriminasi terhadap umat Katolik berakhir ketika Belanda dikalahkan oleh Perancis dalam era perang Napoleon. Pada tahun 1806, Louis Bonaparte, adik Napoleon I yang penganut Katolik diangkat menjadi Raja Belanda, atas perintahnya agama Katolik bebas berkembang di Hindia Belanda.
Di Indonesia, terdapat tiga provinsi yang mayoritas penduduknya adalah Protestan, yaitu Papua, Maluku,dan Sulawesi Utara dengan 90%,91%,94% dari jumlah penduduk. Di Papua, ajaran Protestan telah dipraktikkan secara baik oleh penduduk asli.Di Ambon, ajaran Protestan mengalami perkembangan yang sangat besar. Di Sulawesi Utara, kaum Minahasa, berpindah agama ke Protestan pada sekitar abad ke-18.[22] Saat ini, kebanyakan dari penduduk asli Sulawesi Utara menjalankan beberapa aliran Protestan. Selain itu, para transmigran dari pulau Jawa dan Madura yang beragama Islam juga mulai berdatangan. Sepuluh persen lebih-kurang; dari jumlah penduduk Indonesia adalah penganut Kristen Protestan.
Berikut ini 12 point perbedaan agama kristen katolik dan kristen protestan baik secara ritual peribadatan ataupun keyakinan yang dianut.
1. Katolik mengakui Paus, Protestan tidak
Ini adalah perbedaan paling utama antara Kristen Protestan dan Katolik. Paus adalah pemimpin tertinggi umat Katolik. Paus bertahta di Vatikan, Roma. Paus pertama adalah St. Petrus, pemimpin dari ke-12 murid Yesus. Dari kemunculan agama Kristen sejak abad pertama hingga sekarang sudah ada sekitar 300-an Paus. Paus sekarang adalah Paus Fransiskus I yang menggantikan Paus Benedictus XVI. Namun agama Protestan tidak mengakui Paus dan tidak memiliki pemimpin tertinggi. Alasannya bisa ditelusuri dari abad pertengahan di Eropa.
Pada zaman itu, Paus Leo X ingin membangun gereja terbesar dan terindah di dunia yang disebut Basilika St. Petrus di Vatikan (sampai sekarang gerejanya masih ada). Paus Leo X kemudian melakukan hal-hal yang sebenarnya nggak sesuai dengan ajaran Katolik sendiri untuk mencukupi dana pembangunan gereja tersebut, salah satunya dengan menjual surat pengakuan dosa. Hal ini diprotes oleh seorang pendeta bernama Martin Luther yang akhirnya memutuskan untuk memisahkan diri dari gereja Katolik. Karena memprotes gereja Katolik, maka pengikut Martin Luther kemudian disebut “Protestan”.
2. Orang Katolik membuat tanda salib, orang Protestan tidak
Cara termudah membedakan yang mana orang Katolik dan yang mana orang Protestan adalah dengan memperhatikan saat mereka mau makan. Sebelum makan, biasanya orang Katolik membuat tanda salib, sedangkan orang Protestan tidak (cuma berdoa aja biasa). Tanda salib ini digunakan sebelum dan sesudah berdoa. Tanda salib dibuat dengan tangan telunjuk kanan menyentuh dahi – dada – bahu kiri – bahu kanan secara urut.
3. Perbedaan kitab suci
Apakah nama kitab suci orang Kristen? Aku sering “gubrak” kalo denger ada yang jawab kitab suci agama Kristen itu Injil. Sebenarnya nama kitab suci orang Katolik dan Protestan itu sama, yaitu Alkitab. Injil hanyalah sebagian kecil dari Alkitab yang khusus menceritakan kehidupan Yesus. Nah, Alkitab orang Katolik dan Protestan ternyata berbeda. Alkitab Katolik lebih tebal daripada Alkitab Protestan soalnya di dalam Alkitab Katolik ada tambahan 12 kitab yang dinamakan Deutero-Kanonika. Kitab-kitab tersebut nggak diakui kebenarannya di agama Protestan. Implikasi dari nggak diakuinya kitab2 ini, orang Protestan tidak mempercayai adanya “Api penyucian” atau “Purgatory” (wilayah di antara surga dan neraka) yang dipercayai oleh orang Katolik soalnya doktrin ini cuma ada di kitab Deutero-Kanonika.
4. Masalah penafsiran kitab suci
Kalo kitab sucinya aja udah beda, apalagi penafsirannya. Dalam Katolik, orang biasa nggak boleh menafsirkan kitab suci. Satu-satunya yang boleh menafsirkan kitab suci hanyalah Magisterium, yaitu para ahli2 agama yang berpusat di Roma. Orang-orang Katolik di seluruh dunia tinggal mengikuti aja penafsiran Magisterium tersebut dan nggak boleh menafsirkan kitab suci menurut pengertian mereka sendiri. Sedangkan menurut ajaran Protestan, semua orang punya hak yang sama dalam menafsirkan kitab suci, nggak dimonopoli pemuka2 agama aja.
Sekilas keliatannya lebih enak ajaran Protestan ya, soalnya lebih bebas. Namun ternyata ada dampak signifikannya. Umat Katolik di seluruh dunia lebih bersatu karena memiliki satu pendapat yang sama tentang kitab suci. Jadi agama Katolik tuh cuma ada satu di dunia ini dan nggak terbagi-bagi menjadi aliran-aliran lain.
Sebaliknya kaum Protestan yang kalo diitung-itung sebenarnya jumlah pengikutnya lebih banyak dari Katolik, terpecah-pecah menjadi aliran-aliran yang lebih kecil yang disebut “denominasi”. Aliran-aliran ini muncul karena perbedaan penafsiran antara satu kelompok dengan kelompok lain, misalnya ada GPIB, Kharismatik, Pentakosta, Metodis, Baptis (GBI), Gereja Kristen Jawa (GKJ), Gereja Batak (HKBP), Adven, Mormon, dan lain-lain.
Implikasi praktisnya, orang Katolik bisa bebas beribadat di gereja Katolik manapun. Mau di Jakarta, Bandung, Malang, Manado, New York, terserah deh soalnya ajarannya sama Tapi orang Protestan biasanya hanya pergi ke satu gereja yang sama seumur hidupnya. Misalnya penganut Baptis harus pergi ke gereja GBI yang mungkin jaraknya 15 kilometer dan nggak bisa pergi ke gereja GPIB yang letaknya cuma di depan rumah soalnya ajarannya beda (walaupun keduanya sama2 gereja Protestan). Bahkan nggak jarang, antara denominasi Protestan yang satu dengan yang lain berselisih paham gara2 perbedaan pandangan itu.
5. Pemuka agama Katolik memiliki hierarki (tingkatan), sedangkan Protestan tidak
Para pemuka agama Katolik memiliki hierarki sebagai berikut: romo/pastur – uskup – kardinal – paus. Dengan adanya tangga hierarki itu, para pemuka agama Katolik bisa naik jabatan, bahkan bisa jadi Paus. Semua Paus juga dulunya berawal dari romo biasa kok. Akan tetapi, pemuka agama Protestan (pendeta) tidak memiliki hierarki semacam itu.
Karena pemuka agama Katolik ada hierarkinya, maka gereja Katolik juga punya hierarki, yaitu kapel (gereja kecil) – gereja paroki (tempat kedudukan pastur) – katedral (tempat kedudukan uskup/kardinal) – basilika (tempat kedudukan paus). Semakin tinggi tingkatannya biasanya ukurannya juga semakin besar. Sedangkan gereja Protestan nggak punya hierarki. Jadi, biasanya yang namanya katedral itu gereja Katolik (walaupun ada juga beberapa gereja Protestan yang pakai istilah katedral).
6. Pemuka agama Katolik tidak boleh menikah, sedangkan Protestan boleh
Para pemuka agama Katolik mulai dari pastur hingga Paus nggak boleh menikah alias hidup membujang selamanya. Istilahnya dalam Katolik “hidup selibat”. Hal ini agar beliau2 bisa berkonsentrasi dalam mengajarkan agama Katolik. Tapi dalam gereja Protestan, pendeta diperbolehkan menikah.
7. Perempuan bisa menjadi pemuka agama dalam Protestan, sedangkan dalam Katolik dilarang
Dalam Katolik hanya laki-laki yang boleh pastur, sedangkan perempuan tidak boleh. Sedangkan dalam Protestan, baik laki-laki dan perempuan diberikan hak yang sama menjadi pendeta (namun lebih seringnya kita melihat pendeta laki-laki). Namun dalam agama Katolik, wanita yang ingin mempersembahkan hidupnya kepada Tuhan dapat menjadi suster (biarawati). Syarat menjadi suster sama dengan syarat menjadi pastur, yaitu nggak boleh menikah (makanya sayang juga kalo liat ada suster cantik hehehe). Seorang suster juga harus memakai kerudung seumur hidupnya. Bahkan di negara2 Barat, pakaian suster yang serba tertutup ini sekilas mirip banget ama jilbab. Suster ini dulu biasa bekerja sebagai perawat, karena itulah ada kebiasaan di negara kita untuk memanggil perawat dengan sebutan “suster”.
8. Perbedaan peribadatan
Peribadatan orang Katolik disebut misa, sedangkan peribadatan orang Protestan disebut kebaktian. Keduanya berbeda dalam hal isi maupun tata cara pelaksanaannya, walaupun sama-sama dilaksanakan pada hari Minggu.
9. Katolik mengkultuskan Bunda Maria, sedangkan Protestan melarang
Nah, kalo tadi perbedaan Katolik dan Protestan di permukaan, sekarang kita akan lebih menyentuh ke inti ajarannya (cailah bahasanya, kayak faham2 aja hehehe). Umat Katolik sangat mengkultuskan Bunda Maria, yaitu ibunda dari Yesus Kristus. Umumnya yang namanya orang Katolik memang sangat mencintai dan menghormati Bunda Maria. Sebagai penghormatan kepada Bunda Maria, dalam agama Katolik ada kebiasaan berdoa rosario (semacam tasbih dengan liontin salib) dan berziarah ke Goa Maria setiap bulan Mei dan Oktober. Tapi di Protestan, nggak ada kebiasaan semacam itu karena ajarannya memang melarang pengkultusan pada Bunda Maria. Jadi kalo ada yang pakai rosario ataupun pergi ke Goa Maria bisa dipastikan dia adalah orang Katolik.
10. Katolik mengakui para orang kudus (santo-santa) sementara Protestan tidak
Para orang kudus (“saint” dalam bahasa Inggris, disingkat “St” dan ditaruh di depan nama) merupakan orang-orang yang memiliki iman yang sangat kuat sehingga dipercaya sudah masuk surga. Orang kudus laki-laki disebut santo, sementara yang perempuan disebut santa.
Nama-nama para saint ini biasanya digunakan sebagai nama gereja, misalnya gereja Santa Maria, gereja Santo Petrus, dan lain-lain. Para saint ini punya hari perayaannya sendiri2 (misalnya hari raya St Valentine dirayakan tiap 14 Februari). Nama-nama para saint ini juga digunakan sebagai nama baptis dengan harapan ketika dewasa, mereka bisa meneladani para orang kudus yang namanya dipakai tersebut. Nama-nama para santo dalam agama Katolik biasanya diakhiri –us, misalnya Petrus, Paulus, Fransiskus, dan lain-lain.
Dalam agama Protestan, pemujaan pada para santo/santa dilarang keras. Bahkan orang Protestan umumnya menggunakan nama-nama nabi, bukannya nama-nama santo/santa sebagai nama baptisnya, seperti Abraham, Samuel, Daniel, dan lain-lain.
11. Katolik boleh menggunakan patung, sedangkan Protestan tidak
Gereja Katolik biasanya dihias dengan patung-patung, entah itu patung Yesus, Bunda Maria, atau para santo/santa, hingga patung malaikat. Maksudnya agar punya pandangan seperti apa mereka itu (nggak abstrak). Akan tetapi, kaum Protestan mengharamkan penggunaan patung dalam gereja soalnya dianggap berhala. Nah implikasi dari pelarangan patung ini, salib Katolik memiliki patung Yesus di tengahnya, sedangkan salib Protestan hanya salib biasa tanpa patung di tengahnya. Jadi bisa lah kalian membedakan apakah seseorang itu Katolik atau Protestan dari salib di rumahnya.
12. Katolik mengakui 7 sakramen, sementara Protestan hanya 2
Sakramen adalah bentuk upacara suci yang wajib dilakukan penganut Kristiani sepanjang hidup mereka. Gereja Katolik mengakui ada 7 sakramen, yaitu Baptis (masuk agama Kristen), Krisma (diberikan pas menginjak remaja), Ekaristi (yang biasa dilakuin umat Katolik di gereja tiap hari Minggu), Imamat (pentahbisan menjadi pastur/romo), Pernikahan, Pengakuan Dosa, dan Pengurapan Orang Sakit (diberikan saat sakit parah dan hampir meninggal). Namun dalam gereja Protestan, hanya diakui dua sakramen, yaitu Baptis dan Ekaristi. Sakramen Ekaristi dalam ajaran Protestan juga tidak dilakukan setiap hari Minggu, namun hanya pada perayaan hari-hari besar saja.
referensi: https://id.wikipedia.org/wiki/Agama_di_Indonesia
http://mengakubackpacker.blogspot.co.id/2012/10/perbedaan-katolik-dan-kristen-protestan.html
Terimah kasih atas penjelasanya perbedan antara Roma Katolik dgn K Protestan ,pertanyanku adh ,mengapa K P.mengakui Tuhan Yesus namun Salipnya tdk tertera Tuhan Yesus , sedangkan K P merayakan hari penderiatan yesus yg mati Salip dan Kebangkitannya di antara orang mati.dan K P tdk mengakui Bunda Maria adh Ibunya sedangkan Orang Islam mengakui Yesus adh Isah Almasih dan Bunda Naria adh Ibunya yg di sebut Mariam.
BalasHapusYesus sudah bangkit dari kematian bosku makanya ga perlu disalibkan lagi.cukup tanda salibnya saja sebagai pengingat akan karya dan anugrahNya bagi kita. protestan mengakui maria sebagai wanita suci yang dipakai sebagai perantara kelahiran juru selamat tetapi sudah dijelaskan diatas tidak dikultuskan. tolong bedakan kata mengakui dan mengkultuskan. semoga jawabannya membantu
HapusToleransi berkeyakinan yg baik dan benar..
BalasHapusFluralisme keyakinan...