masjid sulthoni wotgaleh dekat bandara adisucipto
Percaya gak percaya, tapi faktanya demikian. Sebab bukan kali ini saja pesawat jatuh di dekat lokasi makam keramat yang memang dengan dengan lanud adisucipto ini. Hari ini 20 desember 2015, Pesawat TNI T50i Golden Eagle di Lanud Adi Sucipto Yogyakarta yang dilaporkan jatuh pukul 09.40 WIB tadi pagi, pada saat melakukan akrobatik udara. Beberapa orang menduga pesawat ini yang dikemudikan 2 orang awak ini tidak sengaja melintas dimakam keramat tersebut. Penyebab ini memang tidak masuk akal.
Namun faktanya, ini bukan kali pertama pesawat jatuh di daerah ini. tanggal 29 Apr 2011 pesawat latih jenis Gilder 611 juga pernah jatuh di derah ini.
Makam Pangeran Purbaya
Sebagaimana diyakini oleh Letkol Sus (Purn) Heru Sardjono, naas yang menimpa pesawat itu tak lepas dari fakor supranatural yang jauh dari jangkauan akal sehat pada umumnya.
Mantan petinggi Lanud Adisucipto Yogya ini bahkan meyakini ada prosedur lain tak terlulis yang ditabrak sehingga menyebabkan pesawat itu jatuh. ”Bahwa ada faktor human error sebagai salah satu penyabab itu diakui memang iya ada, tapi ada kearifan lokal yang juga tak boleh dipandang dengan sebelah mata. Ini memang tidak rasional tapi itu nyata,” tandas Heru, Jumat (29/4/2011).
Heru Sardjono menjelaskan, terjadinya kecelakaan bisa jadi karena penerbang kurang mengindahkan rambu-rambu kearifan lokal, yakni larangan keras melintas di atas makam Pangeran Purbaya atau Wotgaleh. ”Semua maskapai penerbangan di sini, baik sipil maupun milter, paham betul kalau ada tabu yang tak boleh dilanggar,” jelasnya.
Lebih jauh Heru menjlentrehkan, jauh sebelumnya ada peristiwa serupa yang menimpa pesawat latih jenis Charli, jatuh dan pilotnya menjadi korban. ”Karena Danlanudnya (Marsma TNI AU Purnomosidi) langsung merespon dengan melakukan Jumatan dan berziarah ke makam Wotgaleh, wallahu’alam, bar kuwi yo aman (setelah itu, aman). Sampai saya pensiun, tak ada kabar terdengar pesawat jatuh tuh,” ungkap pria gaek yang kini aktif di sebuah lembaga swadaya masyarakat.
Senada dengan itu. warga Wotgaleh Sendangtirto Berbah Sleman, Andri, juga percaya pesawat jatuh karena melintas di atas makam Pangeran Purboyo yang dimakamkan di sebelah utara Masjid penjuru mata angin. ”Biasanya pesawat melintas di bagian selatan masjid, entah kenapa pesawat ini melintas di masjid utara yang dikeramatkan,” katanya.
Yang pasti, lokasi jatuhnya pesawat ini ternyata berada 300 meter dari masjid Sulthoni Wotgaleh. Detik-detik jelang kejatuhannya, Andri sempat melihat saat berada di langit pesawat goyang yang mengangkut Sertu Ninang dan Sersan Karbol Habibun Rahman. ”Pesawat yang jatuh berada di belakang, namun karena goyang dan tidak seimbang maka tali yang menarik pesawat
tersebut dilepaskan,” tandasnya.
Komplek Wot Galeh Sisa sisa Kebesaran Pangeran Purbaya
Pangeran Purbaya memiliki nama muda Raden Mas Damar. Karena kesaktiannya ia ditunjuk menjadi senapati perang prajurit Mataram saat Sultan Agung bertahta. Ia bahkan sangat disegani oleh kaum penjajah.
Pintu masuk komplek Makam Wot Galeh
Wot Galeh adalah sebutan bagi sebuah kompleks pemakaman yang berada tak jauh dari kompleks Bandara Adi Sutjitpto Maguwo, Sleman, Yogyakarta. Letaknya kira-kira ada di sisi selatan landas pacu bandara, di antara lahan sawah yang sering ditanami tanaman tebu.
Kompleks pemakaman yang berusia tua itu rupanya cukup terkenal diantara jejak langkah kaki para pelaku budaya spiritual Jawa. Pasalnya di tempat tersebut dimakamkan seorang pangeran dari Mataram yang terkenal sakti, yaitu Purbaya putra Panembahan Senapati dari Rara Lembayung putri Ki Ageng Giring.
Pangeran Purbaya memiliki nama muda Raden Mas Damar. Karena kesaktiannya ia ditunjuk menjadi senapati perang prajurit Mataram saat Sultan Agung bertahta. Ia bahkan sangat disegani oleh kaum penjajah.
Pangeran Purbaya
Kompleks pemakaman ini setiap malam Selasa Kliwon maupun Jumat Kliwon ramai didatangi para peziarah. Mereka datang untuk samadi atau tirakat.
Pak Min, yang abdi dalem Keraton Yogyakarta, menjadi orang yang dipercaya untuk menjaga kompleks makam itu, sekaligus menjadi pemandu peziarah yang berniat tirakatan.
Tugas rutinnya antara lain mencatat para tamu yang hendak berziarah, juga memberikan keterangan yang dibutuhkan peziarah tentang kompleks pemakaman yang bercorak arsitektur khas Keraton Yogyakarta itu.
Pintu masuk menuju makam pangeran Purbaya
Di dalam pagar tembok kompleks makam Wot Galeh itu terdapat sebuah masjid semi terbuka, dan cungkup berisi dua makam, yakni Pangeran Purbaya, dan sang bunda, Ratu Giring.
Selain itu, di belakang masjid terdapat sebuah sumur, yang konon dibuat semasa hidup Pangeran Purbaya. Bibir sumur setinggi kira-kira semester tergolong lebar jika dibandingkan lebar bibir sumur kebanyakan. Permukaan air nampak berkilau tertimpa cahaya bulan purnama.
Orang-orang yang berniat melakukan tirakat biasanya mengawali prosesi dengan diguyur badannya menggunakan air sumur tersebut sebanyak tujuh kali. Pengguyuran air dilakukan dengan sebuah ember terbuat dari kayu. Angka tujuh adalah simbol dari pitulungan maupun simbol semoga tercapai tujuan yang diharapkan.
sumber: http://www.lensaindonesia.com/2011/04/29/jatuh-melintas-di-atas-makam-keramat-tanpa-permisi.html
http://nasional.news.viva.co.id/news/read/634588-melintas-di-makam-ini--dipercaya-bisa-buat-pesawat-jatuh
0 Response to "Misteri Makam keramat dekat lanud adisucipto Dan jatuhnya Pesawat TNI"
Posting Komentar