Saya katakan resiko terberat karena memang ada resiko teringan, resiko paling ringan ya tidak terjadi apa apa dengan mata anda. Dalam artian begini, ibarat seroang balap liar. maka rekomendasi saya adalah, hati hati: balap liar bisa bikin mati!, itu kalau anda kecelakaan, tapi kalau anda beruntung, ya berarti anda selamat.
Well, kembali ke topik. Secara ilmiah dan ilmu pengetahun, melihat gerhana matahari total ini memang mengandung resiko. Pada dasarnya adalah, ketika anda melihat gerhana matahari, itu tidak sepenuhnya gelap gulita, masih ada seberkas cahaya
fase gerhana matahari cincin yang sangat berbahaya bagi mata
Disini poinya, mata manusia, sangat rentan pada sinar matahari langsung. Sangat berbahaya bagi mata. cahaya matahari terdiri dari berbagai gelombang sinar baik dari sinar tampak (warna pelangi) maupun sinar tidak tampak seperti UV yang berenergi dan berfrekuensi tinggi (panjang gelombang 290 nm) hingga sinar cahaya dengan gelombang radio yang berenergi dan berfrekuensi rendah (panjang gelombang beberapa meter) . (https://id.wikipedia.org/wiki/Radiasi_Matahari)
Pada organ mata,sinar cahaya UV dengan panjang gelombang sekitar 380 nm akan langsung ditransmisikan ke retina (bagian belakang organ mata yang sensitif). Dan berdasarkan fisiologi struktur mata, cahaya radiasi UV merupakan penyebab terjadinya reaksi kimia yang mempercepat penuaan lapisan mata yang akan membuat katarak atau dalam kondisi menatap langsung gerhana matahari dapat menyebabkan “retina terpanggang”.
Besarnya intensitas sinar UV yang menempus ke retina menyebabkan kerusakan pada sel batang (rod cell) dan kerucut (cone cell) pada mata. Cahaya matahari (khusus komponen UV) menjadi pemicu serangkaian reaksi kimia pada sel-sel mata yang mana akan merusak kemampuan sel tersebut merespons objek visual. Dan dalam intensitas yang besar dan lama, akan menyebabkan kerusakan parah pada sel mata. Yang pada akhirnya akan menyebabkan mata mengalami buta sementara atau bahkan buta total.
Bagaimana Cahaya Sampai ke Retina?
Seperti yang kita pelajari di waktu bangku sekolah, pupil manusia memiliki fungsi yang serupa dengan diafragma pada kamera. Pupil dapat melebar atau menyempit tergantung jumlah cahaya yang memasuki mata. Pada suasana gelap, diameter pupil membesar sampai 8 mm untuk mengumpulkan cahaya yang cukup. Di siang hari yang terik, diameternya menyusut hingga 2 mm, bahkan mampu mengecil sampai sekitar 1,5 mm jika berhadapan dengan cahaya yang menyilaukan. Membesar atau menyusutnya ukuran pupil mata sangat tergantung resons saraf atas kondisi visual yang terlihat (tidak termasuk sinar tidak tampak seperti Infrared, X, UV, TV, Radio atau gamma). Sehingga dalam berbagai kasus, kita sering mendengar bahwa sinar infrared atau gelombang sinar X tidak boleh langsung kena mata, karena dapat menyebabkan katarak dan kebutaan.
Begitu juga dalam kasus Gerhana Matahari. Syaraf kita penglihatan melihat seolah-olah gelapnya dunia karena gerhana matahari berarti tidak ada sinar matahari yang mencapai kebumi. Padahal dengan ukuran yang sangat besar dari matahari pada saat gerhana matahari tidak total, maka ada sejumlah sinar yang sampai ke bumi yang tidak bisa dideteksi oleh mata. Ini mirip kita mencoba melihat sinar gelombang Infrared pada HP ketika transmisi data antar dua HP. Dalam hal ini, ada keterbatasan secara fisik pupil mata kita dalam pengaturan cahaya. Secara hitungan kasar, cahaya langsung dari matahari harus dilemahkan antara 10.000 hingga 50.000 kali agar aman bagi mata. Sehingga secara otomatis, pada siang hari bolong, kita akan cenderung menghindari menatap matahari secara langsung dan sebaliknya pada kondisi gelap (malam), pupil kita akan membuka selebar mungkin.
Perilaku pupil mata manusia pada malam hari ternyata sama ketika terjadi gerhana matahari. Pada saat gerhana, pancaran cahaya matahari terhalang sebagian oleh bulan sehingga bumi menjadi gelap (masuk wilayah umbra-penumbra) , dan sehingga reaksi pupil mata secara alami membesar. Dan di saat orang menatap langsung ke matahari yang terlindung oleh bulan, pupil mata tidak bereaksi secara signfikan, padahal radiasi sinar-sinar UV tetap menempus ke bumi, menempus ke retina mata, yang sedang merusak sel batang dan kerucut mata.
Kefatalan akan terjadi bila kita sering atau dengan durasi lama menatap secara langsung ke matahari, karena pada saat itu bukan sinar tampak saja yang menembus mata, tetapi sinar-sinar berbahaya seperti UV tetap menerobos masuk menghasilkan reaksi kimia yang merusak sel mata. Belum lagi, gelombang sinar inframerah (infrared) yang terkandung dalam sinar matahari turut “memanggang” mata anda secara tidak disadari.
Cara aman melihat gerhana matahari
kaca mata gerhana
Seperti diketahui, pase gerhana matahari terbagi kedalam beberapa fase, diataranya adalah gerhana matahari sabit, dimana matahari tampak separuh atau seperempat tampak seperti sabit, lalu fase gerhana matahari cincin, dimana cahaya matahari melingkar bulan, dan terakhir gerhana matahari total. Nah pada fase gerhana total ini anda bisa melihat langsung, namun sayang kejadian ini sangat sebentar, mungkin beberapa detik. jadi hati hatilah.
So, melihat gerhana matahari total memang bisa bikin buta kalau anda melihat secara langsung tidak pakai pengaman.
0 Response to "Warning!! Melihat Gerhana Matahari Bisa bikin Mata Buta Kalau..."
Posting Komentar