Malala Yousafzai ibaratnya adalah kartini jika di indonesia. Perjuangan Malala Yousafzai dimulai ketika pada tahun 2009 rezim taliban di afganistan membuat sebuah aturan yakni larangan bersekolah bagi kaum perempuan. Akan tetapi perempuan kelahiran 12 juli 1997 ini dengan lantang menyatakan melawan dan menolak mentah mentah arutan tersebut.
Pertama kali Malala Yousafzai bersuara melalui radio jaringan BBC, kata Malala Yousafzai "Berani-beraninya Taliban merampas hak saya atas pendidikan!". Tak berhenti sampai di situ, Malala kemudian aktif menulis di blog dengan nama samaran untuk BBC. Dalam tulisannya, Malala menceritakan kondisi hidup di bawah pemerintahan Taliban dan pandangannya mengenai hak pendidikan bagi kaum perempuan. Namun, siapa sangka bentuk protes Malala ini berujung pada musibah. Sebuah peristiwa penembakan oleh kelompok bersenjata Taliban pada tanggal 9 Oktober 2012 mampu membuka mata dunia akan sosok gadis ini. Malala ditembak tepat di kepala dan leher saat pulang dari sekolah. Mukjizat Tuhan membuat Malala selamat dari tragedi ini. Setelah enam bulan berada di rumah sakit menjalani operasi dan pemulihan, akhirnya Malala dinyatakan sehat kembali.
#Pertama
“Mereka tidak bisa menghentikan saya. Saya akan mendapatkan pendidikan saya; di rumah, di sekolah, atau di mana saja”
Malala menegaskan bahwa tidak ada hal yang bisa menghalangi dia untuk bersekolah, termasuk aturan baru (saat itu) kelompok Taliban yang melarang perempuan menempuh pendidikan layaknya laki-laki. Jika kini kamu sedang bermalas-malasan dalm menyelesaikan kuliahmu, lihatlah perjuangan Malala. Seharusnya kamu bersyukur masih bisa mendapatkan pendidikan yang layak sejak kecil hingga sekarang. Bahkan, kamu tak perlu bersusah payah belajar karena fasilitas belajar yang sangat memadai.
#Kedua
“Mereka hanya bisa menembak tubuh, tapi tidak bisa membunuh impian saya”
Sebuah kutipan dari Malala yang sanggup menggetarkan hati para orang dewasa. Seorang gadis muda yang mempunyai mimpi akan kesetaraan pendidikan harus berhadapan dengan kelompok Taliban yang berniat membunuhnya. Malala dengan tegas mengatakan bahwa tubuh bisa saja mati, tapi semangat yang dia miliki tak akan pernah padam. Pasca insiden penembakan pun Malala tetap berjuang untuk pendidikan. Jika kamu menyerah pada dosen pembimbingmu yang tak kunjung meng-acc tugas akhirmu, mungkin kamu harus belajar dari semangat yang dimiliki Malala ini.
# Ketiga
“Satu anak, satu guru, satu buku, dan satu pena, bisa mengubah dunia. Pendidikan adalah satu-satunya solusi. Pendidikan adalah yang utama”
Malala percaya bahwa pendidikan mampu mengubah seseorang menjadi pribadi yang lebih baik. Dia berusaha meyakinkan orang bahwa keputusannya untuk melawan aturan Taliban adalah untuk memperjuangkan masa depan Pakistan. Kamu bisa lihat kegigihan dan kepercayaan Malala yang tinggi pada esensi pendidikan. Mungkin kamu kini berstatus sebagai “mahasiswa abadi” di kampus. Melalui kutipan Malala ini, kamu akan berpikir dua kali untuk menyia-nyiakan masa kuliahmu yang sekarang. Percayalah bahwa itu merupakan suatu proses yang akan membawamu menjadi lebih baik. Tidak ada yang sia-sia dalam pendidikan.
#Keempat
“Kelompok Taliban bisa mengambil pena dan buku kami, tapi mereka tidak akan bisa menghentikan kami dari terus berpikir dan berkembang”
Ini salah satu seruan lain dari Malala yang menegaskan dia tak akan takut pada Taliban. Baginya, buku dan pena hanyalah sebuah media dalam pendidikan. Semangat untuk kehidupan lebih baik justru menjadi modalnya dalam pendidikan dan hal itu tak bisa diambil oleh kelompok Taliban. Kalau keluargamu sekarang sedang dalam kondisi ekonomi kurang baik untuk membiayai kuliahmu, percayalah jalan untuk kuliah selalu terbuka untukmu selama kamu tak berhenti berusaha.
#Kelima
“Jangan pernah berpikir bahwa hanya karena kamu masih muda, kamu tak bisa melakukan sesuatu lalu berhenti untuk melangkah lebih maju”
Malala sudah menulis untuk BBC sejak usia 11 tahun dan mendapatkan Nobel di usia 16 tahun. Dia membuktikan bahwa usia bukan merupakan batasan bagi seseorang untuk berbuat sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain. Selama mengerjakan tugas akhir, terkadang kamu membatasi diri kamu dengan sugesti negatif: “Ah, tak mungkin selesai sesuai target”. Ingatlah di usia yang masih muda saja Malala sanggup membuat tulisan yang mengubah dunia; apalagi kamu, yang dianugerahi Tuhan dengan ilmu pengetahuan lebih baik, pastilah mampu menyelesaikan sebuah tugas akhir. Jangan pernah batasi pikiranmu dengan hal-hal yang membuatmu enggan untuk maju.
#Keenam
“Aku tidak keberatan kalau harus duduk di lantai sekolah. Yang aku inginkan hanyalah pendidikan dan aku tak takut pada siapapun”
Kamu pasti mendapat fasilitas yang baik selama kuliah. Setiap hari kamu menerima materi kuliah di ruangan nyaman yang ber-AC, multimedia lengkap, serta buku-buku yang tersedia di perpustakaan. Kamu jauh lebih beruntung dibandingkan dengan kehidupan Malala saat menempuh pendidikan. Dia terancam tak memperoleh pendidikan layak lantaran aturan yang diberlakukan Taliban. Bahkan, Malala menegaskan tak masalah jika dia tak memperoleh fasilitas pendidikan yang layak asalkan dia masih bisa bersekolah.
# Ketujuh
“Saya kira cara terbaik untuk memecahkan masalah dan melawan adalah melalui dialog, melalui cara damai. Namun bagi saya, cara terbaik memerangi terorisme dan ekstremisme adalah mendidik generasi berikutnya”
Malala percaya bahwa pendidikan adalah satu-satunya hal penting yang bisa membantu menyudahi perang dan terorisme. Dia juga menyatakan bahwa semua ajaran agama mengajarkan kasih. Jika sedari kecil anak-anak telah dididik untuk saling mengasihi, Malala yakin kelak di masa datang tak ada lagi peperangan yang muncul. Jika Malala saja memiliki keyakinan kuat akan pentingnya sebuah pendidikan, kamu pun seharusnya demikian. Pendidikan yang kamu tempuh sekarang tak hanya berguna untuk masa depanmu, melainkan juga anak-anakmu kelak. Bagaimana pun juga, kamu bertugas mendidik anak-anakmu di masa datang.
Malala mengajarkan kita untuk tak pernah menyerah pada masalah yang datang. Semangat gadis muda ini nyatanya mampu menyulut semangat perempuan lain di Pakistan. Masalah-masalahmu di kampus tentu tak seberat beban yang ditanggung Malala. Ketika kamu mulai putus asa, ingatlah sosok Malala yang harus berjuang demi kesetaraan pendidikan bagi kaumnya ini. Jika Malala saja sanggup melewatinya, kamu juga pasti bisa. Bersemangatlah menjalani kuliahmu!
0 Response to "Kumpulan Quote Malala Yousafzai Tentang dunia Pendidikan"
Posting Komentar