Falsafah atau pandangan hidup itu tidak luput dari kehidupan masyarakat Sunda. Falsafah ini bermaksud baik dalam hubungan antar individu dan memang seyogianya seluruh masyarakat di Indonesia memegang teguh falsafah ini.
Agar tidak ada yang bingung dengan maksud dari “Silih Asih, Silih Asah, Silih Asuh”, mari kita bahas satu persatu dan penerepannya dalam kehidupan kita sehari-hari.
Silih Asih yang memiliki arti saling menyayangi atau mengasihi. Bila kita melihat masyarakat hari ini, mungkin kita akan melihat kebencian dimana-mana, atau seseorang yang penuh amarah menunggu kesempatan untuk balas dendam. Inilah sebab karena masyarakat saling membenci satu sama lain, saling tidak menyukai satu sama lain.
Namun, jika masyarakat bisa saling mengasihi satu sama lain, maka masyarakat yang damai akan tercipta dengan sendirinya. Inilah yang semestinya masyarakat anut dalam prinsip hidupnya. Bukan hanya saling mengasihi untuk pasangan, keluarga atau satu kelompok, tetapi untuk sesama individu dan kelompok lain.
Rasa saling mengasihi bukan seperti menunjukan rasa sayang terhadap pasangan, tetapi tenggang rasa, toleransi dan saling membantu akan semakin memperkuat hubungan masyarakat satu sama lain.
Silih Asah yang berarti saling mengasah atau menajamkan. Bukan saling menajamkan celurit untuk membacok seseorang, tetapi saling mengasah ilmu dan kecerdasan antar individu. Tidak hanya dalam lingkungan sekolah atau kampus, memberikan ilmu bisa kita lakukan di mana saja.
Sebagai contoh adalah di dalam media sosial atau forum seperti KASKUS ini sendiri. Biasanya tidak jarang ada seseorang yang menanyakan sesuatu hal, atau kebingungan akan hal yang tengah dijalaninya, maka kita semestinya memberikan ilmu yang kita ketahui semampu kita. Kita mengasah kepintaran orang lain karena kepintaran kita sudah terlebih dulu diasah.
Jika setiap masyarakat tajam ilmu dan kecerdasannya, maka kesejahteraan bisa meningkat karena orang lain akan lebih berguna dengan ilmunya, bukan?
Silih Asuh dengan arti saling membimbing atau mengasuh. Yang membutuhkan bimbingan bukan hanya anak kecil saja, tapi orang dewasa dan terlebih lagi remaja-remaja yang katanya mencari jati diri ini sangat penting untuk dibimbing. Bisa dikatakan mencari jati diri ini digunakan untuk melegalkan sesuatu hal yang buruk.
Dari orang tua membimbing anak muda untuk hidup tetap dalam kebaikan dan sebaliknya, anak muda membimbing orang tua untuk tetap dalam kebaikan pula. Sesama tetangga saling membimbing, sesama masyarakat dan para wakil rakyat seharusnya saling membimbing.
Saling menyayangi, saling mengasah, dan saling membimbing akan sangat berarti bila dilakukan dalam kehidupan bermasyarakat. Terlebih bila keadaan masyarakat yang mayoritas labil seperti hari ini, maka dengan silih asih, silih asah, silih asuh akan membentuk masyarakat kembali pada kualitas yang telah hilang karena peralihan zaman.
Apakah kita bisa melakukannya?
0 Response to "Pengertian Falsafah Sunda Silih Asih, Silih Asah, Silih Asuh"
Posting Komentar